Jepara – Hujan lebat mengguyur Kabupaten Jepara, sejak Kamis (25/2/2016) dini hari selama beberapa jam. Hujan lebat ini langsung membuat Kota Ukir dikepung banjir, terutama di kawasan Jepara kota.
Sejumlah jalanan kota nyaris lumpuh karena tergenang air hingga selutut orang dewasa. Tak hanya itu, puluhan rumah di kawasan kota juga terendam air, sehingga mengganggu aktivitas warga.
Dari pantauan Koran Muria, banjir menggenangi jalan utama maupun jalan perkampungan. Misalnya di kawasan kota, air menggenangi kawasan Pecinan, hingga kawasan jalan di depan rumah dinas wakil bupati Jepara.
Tak hanya itu, di sejumlah jalan yang ada di Kecamatan Tahunan, Bangsri, Mlonggo, Pecangaan, dan Kalinyamatan juga diserang banjir. Genangan air di sejumlah ruas jalan tersebut, mengakibatkan arus transportasi tersendat.
Bahkan sejumlah pengendara yang nekat menerobos banjir, harus rela mendorong kendaraannya. Karena kendaraan langsung mogok setelah mesin kemasukan air.
Agashi, warga Bangsri mengaku melihat beberapa daerah terserang banjir. Ia mengatakan, saat perjalanan dari rumahnya menuju ke tempat kerja banyak jalan yang tergenang air, termasuk di depan RSI Sultan Hadirin.
“Di sana, kerap tergenang air hingga puluhan sentimeter. Kondisi tersebut cukup membahayakan pengendara terutama roda dua yang melintas,” katanya.
Latif, warga Desa Robayan, Kecamatan Kalinyamatan, mengatakan di ruas jalan dari Perempatan Gotri menuju Welahan pun juga tergenang air. Hal itu membuat arus lalu lintas menjadi tersendat pada pagi tadi.
Tak hanya itu, kawasan Desa Mulyoharjo sampai sub terminal, genangan air pun naik. Bahkan di sebagian Desa Bawu hingga Desa Pekalongan pun naik hingga lutut orang dewasa.
Puluhan Rumah Tergenang Air
Selain menggenangi jalan, sedikitnya 50 rumah di Kelurahan Jobokuto, dan Kauman, Kecamatan Kota, juga tergenang. Rata-rata, rumah tersebut berada di RT 5 dan RT 6 di RW 2 Kelurahan Jobokuto. Sedangkan di Kelurahan Kauman ada di RT 2 dan RT 3 RW 3. Air masuk ke rumah-rumah warga dengan ketinggian sekitar 10 hingga 20 sentimeter.
Supriyadi warga setempat mengatakan, bencana banjir di kampungnya tersebut sudah dimulai sejak tiga hari lalu. Ketika hujan lebat dapat dipastikan air sampai masuk ke dalam rumah. “Ini karena jalan diperbaiki dan ditinggikan, tapi saluran air tidak diperbaiki,” ujarnya.
Ia pun meminta tanggungjawab dari pemerintah. Sebab, ketika yang diperbaiki saluran air terlebih dahulu, kemudian baru jalan diperbaiki dimungkinkan tidak terjadi banjir. “Kalau sudah begini, kami tentu saja yang dirugikan,” ucapnya.
Hal serupa juga dikatakan Wakil Ketua DPRD Jepara Aris Isnandar. Ia menyebut, banjir yang datang kali ini disebabkan buruknya sistem drainase yang ada di Jepara. Padahal pihaknya telah meminta kepada pemerintah untuk sangat memperhatikan drainase, mulai dari kawasan kota hingga kecamatan-kecamatan.
“Termasuk drainase yang ada di jalur jalan provinsi, dan jalan yang saat ini berstatus jalan nasional. Pemkab sudah kami minta untuk berkoordinasi dengan provinsi dan pihak terkait,” ujar Aris.
Menurutnya, perbaikan jalan dengan sistem tambal hanya akan sia-sia jika, drainase tak juga diperbaiki. Karena menurut dia, faktor cepat rusaknya jalan adalah genangan air, yang disebabkan buruknya drainase.
“Kalau jalan rusak hanya ditambal aspal, menurut saya percuma. Benahi dulu drainasenya, mulai dari tingkat kecamatan sampai kabupaten. Perencanaan jangka panjang bisa dikomunikasikan dengan provinsi,” tandas Aris.
keterangan foto:
Sejumlah kendaraan mencoba menerobos banjir di depan Koramil Bangsri, Jepara, pagi tadi. (*)
Seorang anak tengah bermain di genangan air di dalam rumahnya yang kemasukan banjir. (*)
sumber