TOL SOLO KERTOSONO- Para pekerja dari perusahaan BUMN
yang bergerak di perusahaan kontruksi PT Pembangunan Perumahan (PP) terlibat
dalam pembangunan Tol Solo - Kertosono (Soker) sesi Kartasura-Karanganyar dalam
bentuk pembangunan fly over Wonorejo dan over pass Jati Kuwung, Sabtu
(25/7/2015). Dua jalan penghubung ini nantinya dapat menjadi jalan transportasi
bagi warga sekitar di antara jalan tol.
Sebagian ruas jalan tol Solo-Kertosono (Soker)
diharapkan sudah dapat dioperasikan pada libur Idul Fitri (Lebaran) 2016, Juni
Mendatang. Dengan demikian, kepadatan arus lalu lintas akan berkurang.
"Meskipun sebagian Tol Soker seperti
Boyolali-Solo-Sragen pembangunannya belum sempurna, kami yakin jalan bebas
hambatan itu dapat digunakan arus mudik Lebaran mendatang untuk mengurangi
kepadatan lalu lintas," kata Ketua Satuan Kerja Tol Solo-Kertosono, Aidil
Fikri, saat meninjau pengerjaan Tol Solo-Kertosono di Desa Ngesrep, Kabupaten
Boyolali, Jumat (11/3).
Dia menjelaskan, jalan tol yang sudah dapat dilalui
arus kendaraan antara lain ruas jalan mulai Bandara Adi Soemarmo
Boyolali-Solo-Sragen.
Realisasi fisik pada jalur tersebut hingga kini
hampir selesai sehingga pihaknya optimistis dalam waktu dekat dapat
dioperasikan untuk mengurangi kemacetan arus lalu lintas menjelang Lebaran.
"Jalan Tol Solo-Sragen ini, beberapa ruas yang
belum selesai panjangnya 650 meter saja. Hal itu, karena terkait pembebasan
lahan yang belum selesai," katanya.
Menurutnya, pembangunan jalan Tol Solo-Kertosono yang
dimulai sejak 2015 itu, dilakukan percepatan dari rencana awal sehingga
mengalami peningkatan drastis.
Bahkan, kata dia, pembangunan sebagian ruas
jalan Boyolali-Salatiga, kini juga sedang dikebut berkat dukungan dari pemerintah
pusat, Gubernur Jateng, dan kepala daerah di setiap wilayah yang dilalui jalan
tol.
"Karena itulah prosesnya berjalan sangat lancar.
Bisa diselesaikan dengan baik dan cepat," katanya.
Dia mengakui masalah pembebasan lahan menjadi kendala
pengerjaan fisik jalan tol, padahal pelaksana pembangunan siap mengerjakan
proyek itu.
"Hal ini yang membuat pelaksanaan proyek tidak
dapat berjalan dengan mulus. Padahal, kontraktor pelaksana tidak ada
masalah," katanya.
Kendati demikian, ia berharap kepada semua pihak yang
terlibat dalam pembangunan tol tersebut untuk tetap bekerja dengan maksimal,
sehingga program pemerintah mewujudkan jalan bebas hambatan Trans Jawa dapat
segera tercapai.
Jalan Tol Ruas Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono
merupakan bagian dari jaringan Jalan Tol Trans Jawa yang mempunyai peranan
penting dalam menjalankan roda perekonomian, sekaligus menghubungkan Provinsi
Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Jalan Tol Ruas Solo-Ngawi memiliki total panjang
90,10 kilometer. Sementara jalan Tol Ruas Ngawi-Kertosono memiliki total
panjang 87,02 kilometer.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),
Basuki Hadimuljono, mengatakan, tol tersebut memiliki kelayakan marginal
sehingga perlu mendapatkan dukungan pemerintah untuk meningkatkan kelayakan
finansial.
“Kami juga mengajak Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur
Jawa Timur beserta jajarannya untuk mendukung program pembangunan jalan tol
dengan membantu percepatan pengadaan tanah bagi proyek jalan tol yang ada di
kedua provinsi, sehingga pembangunan jalan tol dapat diselesaikan tepat waktu
dan tepat biaya,” kata Basuki.