Warga Kandangserang sedang memasang jebakan binatang
untuk menangkap kera dan babi hutan.
PEKALONGAN - Sejak satu pekan terakhir, ratusan ekor
kera turun gunung ke rumah pemukiman warga.
Bahkan di antaranya merusak tanaman perkebunan di
lima desa, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan.
Warga Desa Lambur, Rasmani (50) mengatakan, ada serangan
dari ratusan ekor kera dan babi hutan yang masuk ke dalam perkebunan miliknya.
Padahal, biasanya kedatangan kera dan babi hutan itu
bisa diprediksikan terjadi pada saat musim kemarau.
"Tapi sepertinya sekarang tidak mengenal musim.
Pertanian warga sini banyak yang gagal panen," kata dia, Sabtu
(12/3/2016).
Hampir semua area pertanian milik warga seperti
tanaman padi, jagung, dan tanaman buah-buahan yang berdekatan langsung dengan
hutan diserang oleh kedua jenis hewan tersebut.
"Hasil perkebunan yang lokasinya berdampingan
dengan hutan ludes dimakan kera. Makanya, sekarang sebagian petani tidak lagi
menanam padi dan jagung," ujar dia.
Dia menjelaskan, semua ladang dan sawah akan diganti
tanaman keras, seperti sengon, supaya tidak diserang.
"Kami selalu gagal panen karena (tanaman
perkebunan) dimakan kera," tutur dia.
Dia menjelaskan, petani kesulitan karena masih ada
keyakinan akan terkena malapetaka jika membunuh kera.
"Kami mau masang obat atau membunuhnya (kera-
Red) takut kena bendhu, makanya hanya bisa mengusir kera-kera itu,"
ujarnya.
Camat Kandangserang, Istiyanto, mengakui adanya
serangan kera dan babi hutan di wilayahnya.
Sedikitnya ada lima desa yang diserang yakni Desa
Tajur, Lambur, Kandangserang, Wangkelang, dan sebagian di Desa Bojongkoneng.
Bahkan, kera itu sudah berani memasuki pemukiman
penduduk dan masuk ke rumah-rumah warga untuk mencuri makanan.
"Karena makanan di tengah hutan tidak ada.
Kera-kera itu akhirnya menyerang pertanian warga," katanya. (*)
ADS HERE !!!